Jenis-Jenis Susu yang Harus Kamu Ketahui dan Kandungan Nutrisi Didalamnya
Rotte Factory – Susu adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, seperti sapi, kambing, domba, dan manusia. Susu sapi adalah jenis susu yang paling umum dikonsumsi oleh manusia, karena kandungan nutrisinya yang lengkap dan mudah didapatkan.
Susu mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, kalsium, vitamin D, vitamin B12, dan lemak sehat. Kandungan nutrisi ini membuat susu sangat baik untuk menjaga kesehatan tulang, meningkatkan kekuatan otot, dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Selain dikonsumsi langsung, susu juga digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai produk makanan dan minuman, seperti yoghurt, keju, es krim, dan cokelat panas. Ada berbagai macam jenis susu yang tersedia di pasaran, mulai dari susu sapi segar, susu rendah lemak, susu kedelai, susu kambing, hingga susu almond dan susu oat.
Namun, sebagian orang mungkin memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu, terutama susu sapi, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah pencernaan. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi susu atau produk susu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui apakah susu aman dan cocok untuk dikonsumsi.
Jenis-Jenis Susu yang Harus Diketahui
Berikut ini adalah beberapa jenis susu yang umum ditemukan di pasaran:
1. Susu sapi segar
Susu sapi segar adalah susu yang langsung diambil dari hewan sapi dan belum mengalami proses pengolahan atau pasteurisasi. Susu sapi segar memiliki rasa yang khas dan kaya gizi seperti protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12. Namun, susu sapi segar juga mengandung bakteri yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak diolah dengan baik.
Oleh karena itu, susu sapi segar biasanya dipasteurisasi atau diuapkan terlebih dahulu sebelum dijual dan dikonsumsi. Proses pasteurisasi akan membunuh bakteri berbahaya tanpa merusak nutrisi dalam susu sapi.
2. Susu kedelai
Susu kedelai adalah minuman nabati yang dibuat dari kedelai yang direndam, digiling, dan dicampur dengan air. Susu kedelai biasanya digunakan sebagai pengganti susu hewani, terutama bagi orang yang memiliki intoleransi atau alergi terhadap susu sapi atau produk susu lainnya.
Susu kedelai mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Selain itu, susu kedelai juga rendah lemak jenuh dan kolesterol, sehingga cocok untuk mereka yang ingin menjaga kesehatan jantung dan mengontrol berat badan.
Susu kedelai tersedia dalam berbagai rasa, seperti original, vanila, cokelat, dan stroberi, dan biasanya dijual dalam kemasan botol atau karton di toko-toko bahan makanan dan supermarket.
3. Susu almond
Susu almond adalah minuman nabati yang dibuat dari kacang almond yang dicampur dengan air dan dihaluskan hingga berbentuk susu. Susu almond merupakan alternatif yang populer bagi orang yang memiliki intoleransi atau alergi terhadap susu sapi atau produk susu lainnya.
Susu almond mengandung nutrisi yang bermanfaat, seperti protein, serat, vitamin E, magnesium, dan zat besi. Selain itu, susu almond juga rendah kalori dan lemak jenuh, sehingga cocok untuk mereka yang ingin menjaga kesehatan jantung dan mengontrol berat badan.
Susu almond tersedia dalam berbagai rasa, seperti original, vanila, cokelat, dan stroberi, dan biasanya dijual dalam kemasan botol atau karton di toko-toko bahan makanan dan supermarket.
Namun, perlu diingat bahwa susu almond tidak mengandung protein yang cukup seperti susu sapi, sehingga tidak dapat sepenuhnya menggantikan nutrisi yang terkandung dalam susu sapi.
4. Susu kambing
Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh hewan kambing. Susu kambing memiliki rasa yang lebih kaya dan sedikit lebih manis daripada susu sapi, serta memiliki tekstur yang lebih kental.
Susu kambing mengandung nutrisi yang bermanfaat seperti protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12. Selain itu, susu kambing juga mengandung asam lemak yang lebih sedikit daripada susu sapi, sehingga dapat lebih mudah dicerna oleh beberapa orang yang memiliki masalah pencernaan terkait susu sapi.
Susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk segar atau diproses menjadi produk susu lainnya seperti keju, yoghurt, atau es krim. Susu kambing juga dianggap lebih cocok untuk mereka yang memiliki intoleransi terhadap laktosa daripada susu sapi, meskipun tidak semua orang dengan intoleransi laktosa dapat meminum susu kambing tanpa masalah.
5. Susu kental manis
Susu kental manis adalah produk olahan susu yang dibuat dari susu sapi yang ditambahkan dengan gula pasir. Susu kental manis memiliki rasa yang manis dan kental karena kandungan gulanya yang cukup tinggi.
Selain itu, susu kental manis juga memiliki aroma yang khas dan sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue, minuman, dan hidangan lainnya. Meskipun rasanya enak dan sering digunakan dalam masakan, konsumsi susu kental manis yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi orang yang memiliki risiko obesitas atau diabetes.
Hal ini disebabkan karena susu kental manis mengandung kalori dan gula yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dikonsumsi dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat.
6. Susu full cream
Susu full cream adalah susu sapi yang tidak melalui proses pemisahan atau pengurangan lemak. Susu full cream memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu rendah lemak atau susu skim.
Kandungan lemak dalam susu full cream berkisar antara 3,5% hingga 4%, tergantung pada jenis sapi dan kondisi pengolahan susu. Susu full cream memiliki rasa yang lebih kaya dan kental dibandingkan dengan susu rendah lemak atau susu skim.
Selain itu, susu full cream juga mengandung nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12. Namun, konsumsi susu full cream yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengkonsumsi susu full cream dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat, terutama bagi mereka yang memiliki risiko obesitas atau penyakit jantung.
7. Susu rendah laktosa
Susu rendah laktosa adalah susu sapi yang mengalami proses pengurangan kadar laktosa. Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, sehingga memerlukan susu yang rendah laktosa.
Susu rendah laktosa dihasilkan dengan memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa menggunakan enzim laktase. Proses ini membuat susu lebih mudah dicerna oleh orang-orang yang memiliki intoleransi laktosa.
Susu rendah laktosa memiliki rasa dan nutrisi yang sama seperti susu sapi biasa, dengan kandungan nutrisi seperti protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12. Susu rendah laktosa tersedia dalam berbagai merek dan biasanya dijual di toko-toko bahan makanan dan supermarket.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun susu rendah laktosa mengurangi kadar laktosa, tetap ada sedikit laktosa yang terkandung di dalamnya, sehingga orang-orang dengan intoleransi laktosa harus membatasi konsumsinya sesuai dengan toleransi individu mereka.
8. Susu evaporasi
Susu evaporasi adalah susu sapi yang telah diolah dengan cara menghilangkan sebagian airnya dengan memanaskan susu hingga sebagian airnya menguap. Proses pemanasan ini menghasilkan konsentrat susu yang lebih kental dan kaya rasa, dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi daripada susu sapi segar.
Setelah dipanaskan, susu evaporasi kemudian didinginkan, lalu dikemas dalam kaleng atau botol. Susu evaporasi biasanya digunakan sebagai bahan makanan dalam berbagai resep, seperti kue, saus, sup, atau untuk membuat minuman susu kental manis.
Susu evaporasi memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama dengan susu segar, dengan kandungan protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12 yang tinggi. Namun, karena telah mengalami proses pemanasan, sebagian nutrisi dan enzim dalam susu mungkin hilang atau berkurang, sehingga susu evaporasi tidak sama persis dengan susu segar dalam hal nutrisi.
Meskipun demikian, susu evaporasi tetap merupakan sumber nutrisi yang baik dan sehat, dan dapat digunakan sebagai alternatif susu segar dalam beberapa kasus. Namun, karena susu evaporasi lebih kental dan kaya rasa, perlu diperhatikan penggunaannya agar tidak membuat hidangan terlalu kental atau berlebihan dalam kalori dan lemak.
9. Susu UHT (Ultra High Temperature)
Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah jenis susu yang diolah dengan pemanasan suhu sangat tinggi selama beberapa detik, yaitu sekitar 135-140 derajat Celsius selama 1-3 detik.
Proses pemanasan suhu tinggi ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan mikroba yang ada dalam susu, sehingga susu UHT dapat disimpan dalam suhu ruang selama beberapa bulan tanpa memerlukan pendinginan.
Proses ini juga mempertahankan nutrisi dalam susu hampir sama dengan susu segar, karena tidak memerlukan penambahan bahan pengawet atau bahan kimia lainnya.
Susu UHT memiliki keuntungan dalam hal kemudahan penyimpanan dan penggunaan, karena dapat disimpan dalam suhu ruang selama beberapa bulan tanpa mengalami kerusakan atau pembusukan.
Susu UHT juga lebih praktis digunakan dalam perjalanan atau saat berkemah, karena tidak memerlukan pendinginan. Namun, susu UHT memiliki rasa yang sedikit berbeda dari susu segar, dan beberapa orang mungkin tidak menyukai rasanya.
Selain itu, proses pemanasan yang sangat tinggi juga dapat mengurangi sebagian nutrisi dalam susu, meskipun kehilangan nutrisi dalam susu UHT umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan susu yang dipasteurisasi.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanggal kadaluwarsa pada kemasan susu UHT dan tetap mengonsumsi susu segar secara teratur sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.
10. Susu low fat atau susu rendah lemak
Susu low fat atau susu rendah lemak adalah jenis susu yang memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dari susu sapi segar. Biasanya, susu low fat memiliki kandungan lemak sekitar 1-2%, sedangkan susu sapi segar memiliki kandungan lemak sekitar 3-4%.
Proses pembuatan susu low fat dilakukan dengan cara memisahkan kandungan lemak dalam susu menggunakan mesin separator, sehingga diperoleh susu dengan kandungan lemak yang lebih rendah.
Proses ini membuat susu low fat menjadi lebih ringan dan kurang kental dibandingkan dengan susu sapi segar. Meskipun demikian, susu low fat tetap memiliki kandungan nutrisi yang baik, seperti protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12 yang penting untuk kesehatan tubuh.
Susu low fat biasanya lebih disarankan untuk dikonsumsi oleh orang yang membutuhkan asupan kalori dan lemak yang lebih rendah dalam dietnya, seperti orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan atau yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti kolesterol tinggi atau masalah jantung.
Namun, jika seseorang tidak memiliki masalah kesehatan atau kebutuhan khusus, konsumsi susu sapi segar dengan kadar lemak yang sesuai dengan kebutuhan individu masih dianggap baik untuk kesehatan.
Kesimpulan
Itulah beberapa jenis susu yang mungkin sudah kita temui di pasaran. Semoga kita semakin memahami dan menambah wawasan tentang susu. Dengan ini kita juga mengetahui mana susu yang baik dan tidak baik karena tidak semua susu itu baik.